Mitos dan Fakta Seputar Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah batu hitam yang terletak di sudut timur Ka’bah. Banyak jamaah yang ingin menyentuh atau bahkan mencium batu ini saat melaksanakan Thawaf. Namun, ada berbagai mitos yang berkembang mengenai Hajar Aswad. Apa saja yang benar, dan mana yang hanya sekadar cerita yang tidak berdasar? Berikut adalah beberapa mitos dan fakta seputar Hajar Aswad yang perlu diketahui oleh jamaah.
Mitos 1: Hajar Aswad Adalah Batu dari Surga yang Masih Utuh
Fakta:
Benar bahwa Hajar Aswad berasal dari surga. Dalam hadis disebutkan:
"Hajar Aswad turun dari surga dalam keadaan lebih putih dari susu, lalu ia menjadi hitam karena dosa-dosa manusia." (HR. Tirmidzi)
Namun, batu ini tidak lagi utuh. Hajar Aswad kini terdiri dari beberapa pecahan kecil yang disatukan dengan bingkai perak. Hal ini karena Hajar Aswad pernah mengalami kerusakan akibat bencana alam dan peristiwa sejarah, termasuk pencurian oleh sekte Qarmatiyah pada abad ke-10.
Mitos 2: Hajar Aswad Mampu Mengampuni Dosa
Fakta:
Hajar Aswad memang memiliki keutamaan, tetapi tidak bisa mengampuni dosa seseorang. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
"Demi Allah, sesungguhnya aku tahu bahwa engkau hanyalah sebuah batu yang tidak bisa mendatangkan manfaat maupun bahaya. Kalau bukan karena aku melihat Rasulullah menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis ini, jelas bahwa Hajar Aswad tidak memiliki kekuatan untuk mengampuni dosa. Ia hanyalah batu yang dimuliakan karena sejarahnya dan anjuran Rasulullah untuk menciumnya dalam ibadah.
Mitos 3: Hajar Aswad Bisa Berbicara dan Akan Memberikan Kesaksian di Hari Kiamat
Fakta:
Hal ini benar. Dalam hadis disebutkan bahwa pada hari kiamat, Hajar Aswad akan menjadi saksi bagi orang-orang yang telah menyentuhnya dengan niat yang benar.
"Hajar Aswad akan datang pada hari kiamat dengan memiliki dua mata yang bisa melihat dan lisan yang bisa berbicara, ia akan memberikan kesaksian bagi siapa saja yang telah menyentuhnya dengan hak (niat yang benar)." (HR. Tirmidzi)
Namun, kesaksian ini bukan berarti Hajar Aswad memiliki kekuatan seperti manusia. Ia hanya akan menjadi saksi bagi ibadah hamba-hamba Allah.
Mitos 4: Mencium Hajar Aswad Wajib dalam Thawaf
Fakta:
Mencium Hajar Aswad bukanlah kewajiban dalam ibadah Thawaf. Ini hanyalah sunnah bagi yang mampu melakukannya tanpa membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Jika kondisi tidak memungkinkan, Rasulullah ﷺ mengajarkan cara lain, yaitu:
- Jika memungkinkan: Mencium Hajar Aswad langsung.
- Jika tidak bisa mendekat: Menyentuhnya dengan tangan atau benda, lalu mencium tangan atau benda tersebut.
- Jika sangat ramai: Cukup dengan melambaikan tangan ke arahnya sambil mengucapkan Bismillah, Allahu Akbar.
Keselamatan jamaah lebih diutamakan daripada memaksakan diri untuk mencium Hajar Aswad di tengah kerumunan.
Mitos 5: Hajar Aswad Adalah Batu yang Harus Disembah
Fakta:
Ini adalah kesalahpahaman yang sering terjadi. Hajar Aswad bukan untuk disembah.
Umat Islam hanya menyembah Allah ﷻ. Mencium atau menyentuh Hajar Aswad hanyalah bentuk mengikuti sunnah Rasulullah, bukan sebagai bentuk ibadah kepada batu itu sendiri.
Hajar Aswad adalah batu dari surga yang memiliki sejarah panjang dan keutamaan dalam Islam. Namun, banyak mitos yang berkembang seputarnya. Sebagai jamaah, kita perlu memahami fakta yang benar agar tidak terjebak dalam kesalahpahaman.
- Hajar Aswad berasal dari surga, tetapi tidak lagi utuh seperti dahulu.
- Tidak bisa mengampuni dosa, hanya Allah yang memiliki kuasa untuk itu.
- Akan menjadi saksi di hari kiamat bagi orang yang menyentuhnya dengan niat benar.
- Mencium Hajar Aswad adalah sunnah, bukan kewajiban dalam Thawaf.
- Hajar Aswad bukan untuk disembah, melainkan dimuliakan sebagai bagian dari ibadah.
Semoga dengan memahami mitos dan fakta ini, jamaah dapat menjalankan ibadah dengan lebih tenang dan sesuai dengan tuntunan Islam.