Menikmati 7 Tempat Mustajabah di Sekitaran Masjidil Haram
Menikmati 7 Tempat Mustajabah di Sekitaran Masjidil Haram
Sahabat Al-Fauzi News - Seperti diketahui bahwa Masjidil Haram adalah tempat yang sangat istimewa. Banyak bagian dari masjid ini yang menjadi tempat mustajab untuk berdoa. Berdoa di beberapa tempat ini diyakini lebih cepat dikabulkan. Dan setidaknya ada 7 lokasi yang dapat dioptimalkan sebaik mungkin untuk berdoa saat berada di sekitar Masjidil Haram.
1. Multazam
Perlu diketahui bahwa Multazam adalah tempat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Banyak jamaah haji maupun umrah yang rela berdesakan di sekitar Multazam agar bisa memanjatkan doa. Multazam memang salah satu tempat yang diyakini sebagai tempat mustajab untuk berdoa. Para ulama juga meyakini hal tersebut.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abdullah Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Mulatazam adalah tempat dikabulkannya doa. Tidak ada doa satupun seorang hamba di Multazam kecuali akan dikabulkan. Karenanya, beberapa jamaah haji maupun umrah tentu saja tidak akan akan menyia-nyiakan waktu saat berada di lokasi tersebut dan salah satunya adalah dengan memanjatkan sejumlah doa.
2. Hijir Ismail
Di dekat Ka’bah, ada sebuah area yang dibatasi oleh tembok yang berbentuk setengah lingkaran. Tempat tersebut disebut Hijir Ismail. Bisa dikatakan bahwa Hijir Ismail adalah tempat favorit kedua bagi jamaah haji atau umrah. Banyak juga jamaah yang berdesakan di lokasi ini. Mereka melaksanakan shalat sunah atau memanjatkan doa di sana.
Hijir Ismail dulunya adalah bagian dari Ka’bah, sehingga shalat di Hijir Ismail sama dengan shalat di dalam Ka’bah. Dikisahkan ketika Siti Aisyah ingin masuk ke dalam Ka’bah, Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Daud: Sayyidah Aisyah berkata: Aku sangat ingin memasuki Ka’bah untuk melakukan shalat di dalamnya. Rasulullah membawa Siti Aisyah ke dalam Hijir Ismail dan berkata: Shalatlah kamu di sini jika kamu ingin shalat di dalam Ka’bah, karena termasuk sebagian dari Ka’bah.
3. Di Bawah Talang Emas
Tepat di atas Ka’bah di sisi Hijir Ismail, terhadap talang berwarna emas. Dahulu, istri Nabi Ibrahim dan anaknya, Nabi Ismail pernah tinggal di area di bawah talang emas ini. Berdoa di bawah talang emas ini juga diyakini lebih cepat diijabah. Saat Makkah diguyur hujan, para jamaah biasanya akan berebut di bawah talang emas untuk mengambil air yang jatuh dari talang tersebut.
4. Belakang Maqam Ibrahim
Di belakang Maqam Ibrahim diyakini sebagai tempat mustajab untuk memanjatkan doa. Para jamaah biasanya akan berdoa di sini setelah melakukan tawaf sebanyak tujuh kali. Dalam sebuah kitab, Abla Muhammad al-Kahlawi mengatakan bahwa di antara fadilah Maqam Ibrahim, salah satunya adalah dikabulkannya setiap doa yang dipanjatkan di sana.
5. Sewaktu Melakukan Sai
Salah satu rangkaian ibadah di Tanah Suci adalah Sai. Saat Sai, jamaah akan berlari-lari kecil dari Shafa ke Marwah. Ibadah ini dicontohkan oleh Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim sekaligus ibu dari Nabi Ismail. Saat itu, Siti Hajar tengah kebingungan mencari air untuk Nabi Ismail yang masih bayi. Beliau berlari-lari dari Shafa ke Marwah sebanyak 7 putaran untuk mencari air bagi bayinya yang menangis kehausan. Walaupun sudah tidak termasuk area Masjidil Haram, berdoa saat melakukan Sa’i diyakini mustajab.
6. Bukit Shafa
Bukit Shafa adalah lokasi dimulainya ibadah Sai. Para jamaah biasanya akan berdoa terlebih dahulu di sini sebelum mulai berlari-lari kecil. Bukit Shafa juga diyakini sebagai salah satu tempat mustajab untuk berdoa di sekitar Masjidil Haram.
7. Bukit Marwah
Marwah adalah tempat berakhirnya ibadah Sai. Jamaah akan melakukan tahallul (mencukur rambut) di sini usai melakukan Sai dan menyelesaikan ibadah umrah. Sama seperti bukit Shafa, walaupun bukan lagi termasuk area Masjidil Haram, bukit ini juga diyakini sebagai tempat mustajab untuk memanjatkan doa.
Tempat-tempat yang diyakini mustajab tersebut tentunya padat dengan orang-orang yang ingin memanjatkan doa di sana. Jika memang kondisinya tidak memungkinkan, lebih baik jangan dipaksakan. Jangan sampai kita menyakiti orang lain hanya karena ingin mendapatkan kesempatan berdoa di tempat yang mustajab. Bahwa berharap akan dikabulkannya doa, tentu saja hendaknya dilakukan dengan cara yang dibenarkan. Tidak menyakiti, mengganggu, apalagi merugikan kalangan lain. Tentu hal tersebut yang harusnya diperhatikan siapa saja yang menengadahkan tangan untuk memohon aneka permintaan.