Memudahkan Anda Menuju Baitullah

3 Pekerjaan Terberat

Kategori : Info Menarik, Tips, Ditulis pada : 07 November 2022, 10:09:15

3 pekerjaan terberat

Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Dan dalam mencapai tujuan itu, manusia diberikan tuntunan untuk melaksanakan berbagai amalan dan ibadah.

Dalam hal-hal tertentu, Islam mengajarkan bahwa beberapa amalan dipandang lebih berat dibandingkan amalan lainnya. Karena melakukannya berat, maka insya Allah ganjarannya di akhirat pun lebih berat.

Dalam sebuah hadits, Imam Syafi’i disebutkan, “Pekerjaan terberat itu ada tiga: Sikap dermawan di saat keadaan sempit, menjauhi dosa di kala sendiri, berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.” 

Sikap dermawan di saat keadaan sempit contohnya infaq. Infaq adalah amal yang berat. Sebab pada umumnya, manusia cinta dunia. Dalam surat Ali Imran ayat 134 disebutkan, “Bahwa di antara ciri orang yang bertaqwa adalah berinfaq baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.” Berinfaq saat lapang mungkin agak ringan. Tetapi berinfaq di saat sempit bahkan jauh lebih berat. 

Murah hati saat kaya mungkin agak ringan, tetapi murah hati saat miskin, jauh lebih berat. Hanya orang-orang yang mendapatkan Karunia dari Allah Swt. yang sanggup menjalankan pekerjaan atau amalan yang paling berat ini. 

Rasulullah saw. adalah teladan utama, beliau dermawan di saat lapang maupun di saat sempit. Beliau murah hati di saat mendapati banyak harta, beliau juga murah hati di saat kebutuhan hidupnya serba kekurangan.

Banyak hadits menjelaskan betapa Rasulullah saw. sangat dermawan. Beliau adalah orang yang memiliki banyak harta dari ghanimah, tetapi harta itu tidak pernah beliau miliki. Begitu mendapatkan  langsung disedekahkan. Bahkan pernah beliau mempercepat shalat karena ingin harta yang baru saja diserahkan kepada beliau segera dibagikan kepada fakir miskin.

Para sahabat ra. juga demikian. Mereka adalah generasi yang mampu mengikuti jejak Nabi, berinfaq di kala lapang maupun sempit dengan penyaluran infak menjelang Perang Tabuk.

Menjauhkan diri dari dosa saat sendirian tentu lebih berat lagi. Karenanya ada orang yang kelihatan baik ketika di depan umum, tetapi diam-diam ia melakukan hal-hal yang dilarang agama. Ada orang yang tampak mulia tetapi ia bermaksiat dalam kesendiriannya. Sebuah nasehat Hz Bilal Sa’ad rahimahullah mengatakan, “Janganlah engkau (tampak) menjadi wali Allah Ta’ala di tengah keramaian, tetapi menjadi musuh-Nya ketika sendirian.”

Ada kisah dari Hz. Abu Bakar ra. berkaitan dengan halal dan thoyib sesuatu yang kita makan. Suatu hari ketika ia mendapat makanan dari seorang sahabat, ia memakannya. Setelah ingat, barulah ia bertanya dari mana makanan itu. Begitu sahabat tadi memberi tahu bahwa makanan tersebut pemberian orang yang dulu pernah diruqyahnya di masa jahiliyah, Abu Bakar ra. langsung memasukkan jari-jari ke mulutnya dan memuntahkan semua makanan yang telah masuk ke perutnya. 

Sementara di zaman ini, seakan hilang kepedulian untuk bertanya uang ini dari mana, harta ini dari mana, makanan ini dari mana. Apalagi menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat dan hal mubah yang berlebihan suatu hal yang berat.

Menyampaikan kebenaran di hadapan orang yang ditakuti membutuhkan keberanian sekaligus resikonya adalah nyawa, seperti jihad. Rasulullah saw. menyebut amal ini sebagai “afdhalul jihad”, jihad yang paling utama. Beliau bersabda, “Jihad yang paling utama adalah perkataan adil di hadapan penguasa zalim.” (HR. Abu Daud)

Amal ini sangat tepat disebut sebagai amal yang paling berat karena yang berani menyampaikan kebenaran kepada Raja Namruz adalah Nabi Ibrahim as., lalu Nabi Ibrahim as. menghadapi resikonya yaitu dibakar. Yang berani menyampaikan kebenaran kepada Fir’aun adalah Nabi Musa as., lalu Nabi Musa as. menghadapi resikonya, dikejar-kejar untuk dipenggal. Yang berani menyampaikan kebenaran kepada pembesar Quraisy adalah Rasulullah Muhammad saw., lalu beliau menghadapi resikonya, dikepung untuk dibunuh.

Ketiga hal ini memang layak dikatakan sebagai pekerjaan terberat, mengingat begitu besarnya kelemahan manusia juga resiko yang harus dihadapi bila melakukannya. Semoga kita  senantiasa mendapat ridho Allah Swt. dalam semua  perkara hidup ini. Semoga kita dianugerahi ketawakalan dalam menyerahkan semuanya hanya kepada Allah Swt. dan mensyukuri segala ketetapan-Nya. Aamiin YRA.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id