Siapakah Pendiri Ka'bah ?
Siapakah Pendiri Ka'bah ?
Sahabat Al-Fauzi - Ka’bah adalah bangunan berbentuk kubus yang menjadi pusat ibadah seluruh umat Islam di dunia. Ka’bah juga diketahui sebagai bangunan tertua yang pertama kali didirikan atas wujud kemuliaan dan keberkahan. Dari sabaana, dapat dimaknai bahwa Ka’bah merupakan kesatuan arah kiblat umat Islam dalam menyembah dan mengesakan Allah Swt. Oleh sebab itu, Ka’bah kemudian dikenal dengan sebutan Baitullah (rumah Allah) dan al-baitul al-atiq (bangunan tertua). KH Syafi’i Hadzami dalam bukunya Taudhihul Adillah menjelaskan bahwa maksud Baitullah (rumah Allah) bukan diartikan Allah bersemayam di Ka’bah. Akan tetapi, hal itu merupakan idhafah bait li at-tasyrif, yakni penyandaran kata ‘rumah’ kepada ‘Allah’ untuk memuliakan. Dengan begitu, sebutan ‘rumah Allah’ dalam Ka’bah diartikan sebagai rumah yang banyak dilimpahkan padanya rahmat Allah Swt. (Syafi’i Hadzami, Taudhihul Adillah: Fatwa-fatwa Muallim KH Muhammad Syafi’i Hadzami, Buku 5, [Jakarta, PT Elex Media Komputindo, 2010] halaman 119).
Dalam surat Ali Imran ayat 96, Allah Swt berfirman: اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَۚ Artinya: “Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”
Dalam surat Ali Imran ayat 96, Allah Swt berfirman:
اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَۚ
Artinya: “Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”
Ayat tersebut ditafsirkan banyak ulama bahwa kata ‘rumah’ (بيت) menunjukkan sebuah rumah yang pertama kali dibangun untuk tujuan ibadah para manusia. Rumah tersebut memiliki keberkahan (مباركا), meliputi rahmat dan ampunan dari Tuhan, serta sebagai petunjuk bagi seluruh alam. Petunjuk bagi seluruh alam ini dimaknai sebagai kesatuan arah kiblat dalam shalat mereka. Sehingga, umat Islam dari penjuru dunia akan selalu terpusat pada arah yang sama dalam rangka ibadah, kiblat itulah bernama Ka’bah yang berada di kota Makkah.
Timbul pertanyaan, sejak kapan Ka’bah berdiri? Siapa yang membangun Ka’bah? Pertanyaan ini menimbulkan penafsiran yang beragam di kalangan ulama. Dengan begitu, adakalanya kita kembali mengkaji dan mencermati penafsiran para ulama tentang makna Bakkah dalam surat Ali Imran ayat 96 yang sebagaimana telah disebutkan di atas.
Syekh Mansur Ali Nasef menjelaskan makna Bakkah ialah sebuah rumah pertama yang Allah letakkan untuk tempat ibadah para manusia di Bumi. Rumah tersebut adalah Bakkah, yakni Makkah. Disebut Bakkah, karena manusia berkerumun di sana, atau karena tempat itu mematahkan leher orang-orang yang sombong. (Mansur Ali Nasef, al-Taj al-Jami’ li al-Usul fi Ahadits al-Rasul, bab Fadl al-Masajid al-Tsalasah, [Lebanon, Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, 2011], halaman 214).
Prof Quraish Shihab juga menambahkan bahwa kata Bakkah dapat dipahami sebagai tempat melaksanakan Thawaf di mana terdapat di Ka’bah. Kata ini diambil dari akar kata Bahasa Arab yang berarti ‘ramai’ dan ‘berkerumun’. Adapun Makkah, maka ia menunjuk pada kota Makkah secara keseluruhan, atau dinamakan kota Haram. Artinya, Bakkah terdapat di kota Makkah. Alih-alih demikian, ada juga yang memahami Bakkah itu dalam arti kota Makkah. Karena, dialek mim (م) dan ba’ (ب) sama, keduanya terucapkan melalui pendempetan bibir atas dan bibir bawah. (M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Volume II, [Ciputat, Lentera Hati, 2002], halaman 158).
Riwayat lain, datang dari Ikrimah dan Maimun ibn Mihran yang mengatakan bahwa Ka’bah dan sekitarnya disebut Bakkah, melewati batas itu disebut Makkah. Lalu, riwayat dari Abu Shalih, Ibrahim an-Nakha’i, dan Muqatil ibn Hayyan yang mengatakan bahwa Bakkah itu adalah letak bertempatnya Ka’bah (موضع البيت) dan selain tempat itu adalah Makkah. Itulah sebabnya kenapa Makkah disebut dengan banyak nama, antara lain: Bakkah, al-Bait al-Atiq, al-Bait al-Haram, al-Balad al-Amin, Umm al-Qura, al-Qadis, al-Muqaddasah, Ka’bah, dan lain-lain. (Ismail ibn Umar ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim, Jilid 2, QS Ali Imran: 96, [Riyadh, Dar al-Thayyibah, 1999] halaman 78).
Selanjutnya, Ka’bah dalam perkembangan tafsir, memiliki beberapa versi dalam pendiriannya. Ada pendapat bahwa Ka’bah didirikan oleh malaikat, pendapat lain mengatakan bahwa Nabi Adam sebagai pendiri pertama, lalu pendapat lain juga menyebut Nabi Ibrahim sebagai pendirinya.