Bukan Sekadar Tidur, Ini Makna Mendalam di Balik Mabit di Mina!
Mabit di Mina: Menginap Penuh Makna dalam Rangkaian Ibadah Haji
Mabit di Mina adalah salah satu rangkaian penting dalam ibadah haji yang dilakukan oleh jamaah setelah melaksanakan wukuf di Arafah dan bermalam di Muzdalifah. Kata mabit sendiri berarti bermalam, dan di Mina, mabit dilakukan selama hari-hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, dan bagi sebagian jamaah, hingga 13 Dzulhijjah.
Makna dan Tujuan Mabit di Mina
Mabit di Mina bukan sekadar bermalam, tetapi merupakan bentuk kepatuhan dan keteladanan dalam mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW. Di tempat ini, jamaah juga melaksanakan lempar jumrah, yaitu melempar batu kecil ke tiga tempat (Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah) sebagai simbol penolakan terhadap godaan setan dan hawa nafsu.
Dengan bermalam di Mina, jamaah diajak untuk merenung, memperkuat spiritualitas, dan menguatkan niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik pasca-haji.
Suasana dan Kondisi di Mina
Mina adalah lembah sempit yang disulap menjadi area tenda-tenda besar untuk menampung jutaan jamaah haji dari seluruh dunia. Meski suasananya padat dan kadang tidak nyaman, namun di situlah letak kebersamaan dan kesabaran diuji. Jamaah belajar untuk saling membantu, berbagi ruang, dan merasakan kebersamaan dalam ibadah.
Waktu untuk Mabit di Mina
• Jamaah haji Nafar Awal biasanya hanya mabit hingga tanggal 12 Dzulhijjah, dan meninggalkan Mina setelah melempar jumrah pada hari itu.
• Sedangkan jamaah Nafar Tsani menetap hingga 13 Dzulhijjah dan melaksanakan lempar jumrah tambahan di hari terakhir.
Kedua pilihan tersebut diperbolehkan dalam syariat, selama dilakukan sesuai ketentuan.
Mabit di Mina adalah salah satu momen paling mengesankan dalam ibadah haji, tempat di mana fisik diuji dan hati dilatih untuk sabar serta ikhlas. Meski hanya semalam atau dua, pelajaran hidup yang diperoleh bisa dirasakan seumur hidup.
Semoga kita semua diberi kesempatan untuk merasakan indahnya bermalam di Mina dan menyempurnakan rukun Islam yang kelima. Aamiin.
