Memudahkan Anda Menuju Baitullah

Tiga Sifat Rasulullah dalam Surah At-Taubah Ayat 128

Kategori : Info Menarik, Ditulis pada : 30 September 2023, 16:42:48

AFPobj18227512_16418043471.jpeg

Tiga Sifat Rasulullah dalam Surah At-Taubah Ayat 128

Sahabat Al-Fauzi News - Segala laku hidup Rasulullah saw adalah suri tauladan untuk kita semua. Tidak hanya itu, kepribadian Rasul saw sampai dipuji setinggi langit oleh Allah Swt, wa innaka la’ala khuluqin adzim (Sungguh, Engkau (Muhammad) berada di paling atas budi pekerti yang agung). Artikel ini hendak mengulas tiga sifat Rasulullah dalam Surah At-Taubah ayat 128 yang patut kita teladani untuk segala hal. Simak selengkapnya di bawah ini.

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

“Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Q.S. al-Taubah [9]: 128)

Istiqamah dalam Mengajak Kebaikan

Sifat pertama nabi adalah azizun ‘alaihi ma anittum, artinya berat terasa baginya penderitaanmu. Al-Jilani dalam Tafsir al-Jilani menafsirkannya dengan segala sesuatu yang tak diinginkan yang terjadi pada dirimu. Di masa kenabian, Nabi saw diuji dengan berbagai hal berat seperti tanda-tanda kekufuran pada kaumnya sendiri, kesyirikan, ketidaktaatan, serta ketidakpatuhan kepada perintah dan larangan Allah.

untuk satu umat saja, melainkan menyentuh seluruh lapisan manusia, tanpa terkecuali.

Penyantun dan Penyayang terhadap Umat

Kepribadian nabi yang ketiga adalah bil mu’minina ra’ufun rahim (Nabi saw itu penyantun, penyayang dan mudah memaafkan orang lain). Nabi itu adalah pribadi yang pemaaf, dan kasih sayang kepada sesama. Sampai-sampai dikisahkan Nabi saw itu seringkali memaafkan dan mengasihi kepada sesama sekalipun pendosa.

Disampaikan Al-Baghawi dalam Ma’alim al-Tanzil bahwa Nabi saw sangat penyantun kepada mereka yang taat akan perintah Allah dan penyayang kepada para pendosa. Senada dengan al-Baghawi, Muqatil bin Sulaiman dalam tafsirnya, menuturkan bahwa Nabi saw sangat penyayang dan belas kasihan kepada semua orang, sebagaimana yang digambarkan dalam kata al-Ra’fah (الرأفة), yaitu al-rahmah, selalu menyayangi, mengasihi dan memuliakan semua orang.

Bukti sikap kasih sayang nabi kepada manusia adalah Nabi Muhammad saw bangkit ketika ada sebuah prosesi pemakaman seorang Yahudi Madinah. Tatkala ia ditanya mengapa ia berdiri untuk seorang Yahudi, Nabi menjawab, “Bukankah ia seorang manusia?” (alaisat nafsan). (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

Di sinilah letak keiistimewaan Nabi bahwa seluruh perkataan, perbuatan dan sikapnya selalu memandang dari segi kemanusiaan. Nabi melintasi sekat agama, ras, suku, budaya, bangsa. Nabi saw adalah suri tauladan untuk kita semua.

Sebagai penutup, saya ingin mengutip perkataan Habib Ali Al-Jufri bahwa kemanusiaan itu mendahului keberagamaan. Kemanusiaan mengajarkan umat manusia untuk memandang dan bersikap terhadap orang lain secara patut dan manusiawi. Kemanusiaan merupakan salah satu tafsiran atas rahmatan lil alamin. Wallahu A’lam..

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id