Memudahkan Anda Menuju Baitullah

Ketika Rasulullah Jelaskan pada Sahabat Persamaan Kerja dan Jihad

Kategori : Info Menarik, Ditulis pada : 20 September 2023, 21:34:40

kisah-hijrah-pertama-dalam-islam-ketika-muslimin-berlindung-di-habasyah-DRcsHTXX9w.jpeg

Ketika Rasulullah Jelaskan pada Sahabat Persamaan Kerja dan Jihad

Al-Fauzi News - Bekerja merupakan kegiatan penting untuk menunjang keberlangsungan hidup manusia. Dengan wasilah bekerja, aneka kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi dan siklus kehidupan pun bisa berjalan dengan normal. Selain itu, bekerja pun bisa bernilai ibadah jika memiliki tujuan atau niat yang baik, misalnya untuk menafkahi keluarga.

Islam tidak melarang umatnya untuk bekerja, adapun yang dilarang adalah hubbud dunya atau mencintai dunia. Masalah hubbud dunya sendiri tidak bisa diukur dengan materi karena hubbud dunya masuk kategori penyakit hati yang sulit dideteksi dengan pandangan lahir.

Bahtsul Masail Ramadhan Khutbah Sirah Nabawiyah Tafsir Hikmah Nikah/Keluarga Doa Lainnya HIKMAH Ketika Rasulullah Jelaskan pada Sahabat Persamaan Kerja dan Jihad Kamis, 31 Agustus 2023 | 17:00 WIB Muhammad Aiz Luthfi Penulis Bekerja merupakan kegiatan penting untuk menunjang keberlangsungan hidup manusia. Dengan wasilah bekerja, aneka kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi dan siklus kehidupan pun bisa berjalan dengan normal. Selain itu, bekerja pun bisa bernilai ibadah jika memiliki tujuan atau niat yang baik, misalnya untuk menafkahi keluarga.

Islam tidak melarang umatnya untuk bekerja, adapun yang dilarang adalah hubbud dunya atau mencintai dunia. Masalah hubbud dunya sendiri tidak bisa diukur dengan materi karena hubbud dunya masuk kategori penyakit hati yang sulit dideteksi dengan pandangan lahir. Orang yang rajin bekerja, belum tentu hatinya hubbud dunya. Rasulullah sendiri pernah menegaskan tentang pentingnya bekerja.

Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin (Semarang: Karya Thoha Putra, tanpa tahun) Jilid 2, halaman 63. Dikisahkan, suatu pagi Rasulullah sedang duduk bersama beberapa sahabat. Tidak lama kemudian melintas seorang pemuda gagah yang terlihat prima, dari atribut dan pakaian yang digunakan, diketahui pemuda itu akan pergi bekerja. "Alangkah baiknya jika pemuda yang masih memiliki energi dan stamina kuat itu dipakai untuk berjihad di jalan Allah (fi sabilillah)," ucap sahabat.

Mendengar hal itu, Rasulullah pun langsung menegur dan meluruskan pemikiran sahabat tersebut. "Jangan berkata seperti itu wahai sahabat, andai saja seseorang itu bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri sehingga tidak sampai meminta-minta kepada orang lain, maka sesungguhnya dia sedang berjalan di jalan Allah," jelas Rasulullah.

Bahtsul Masail Ramadhan Khutbah Sirah Nabawiyah Tafsir Hikmah Nikah/Keluarga Doa Lainnya HIKMAH Ketika Rasulullah Jelaskan pada Sahabat Persamaan Kerja dan Jihad Kamis, 31 Agustus 2023 | 17:00 WIB Muhammad Aiz Luthfi Penulis Bekerja merupakan kegiatan penting untuk menunjang keberlangsungan hidup manusia. Dengan wasilah bekerja, aneka kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi dan siklus kehidupan pun bisa berjalan dengan normal.

Selain itu, bekerja pun bisa bernilai ibadah jika memiliki tujuan atau niat yang baik, misalnya untuk menafkahi keluarga. Islam tidak melarang umatnya untuk bekerja, adapun yang dilarang adalah hubbud dunya atau mencintai dunia. Masalah hubbud dunya sendiri tidak bisa diukur dengan materi karena hubbud dunya masuk kategori penyakit hati yang sulit dideteksi dengan pandangan lahir. Orang yang rajin bekerja, belum tentu hatinya hubbud dunya.

Rasulullah sendiri pernah menegaskan tentang pentingnya bekerja. Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin (Semarang: Karya Thoha Putra, tanpa tahun) Jilid 2, halaman 63. Dikisahkan, suatu pagi Rasulullah sedang duduk bersama beberapa sahabat. Tidak lama kemudian melintas seorang pemuda gagah yang terlihat prima, dari atribut dan pakaian yang digunakan, diketahui pemuda itu akan pergi bekerja. "Alangkah baiknya jika pemuda yang masih memiliki energi dan stamina kuat itu dipakai untuk berjihad di jalan Allah (fi sabilillah)," ucap sahabat.

Baca Juga Makna Hadits ‘Bekerjalah untuk Duniamu seolah Kauhidup Selamanya’ Mendengar hal itu, Rasulullah pun langsung menegur dan meluruskan pemikiran sahabat tersebut. "Jangan berkata seperti itu wahai sahabat, andai saja seseorang itu bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri sehingga tidak sampai meminta-minta kepada orang lain, maka sesungguhnya dia sedang berjalan di jalan Allah," jelas Rasulullah.

ADVERTISEMENT Rasulullah kemudian melanjutkan sabdanya, andai saja seseorang itu bekerja untuk kedua orang tuanya, keluarga atau keturunannya, sehingga kebutuhan mereka bisa terpenuhi dan tidak sampai meminta-minta pada orang lain, maka dia juga sedang berjalan di jalan Allah. "Namun jika seseorang bekerja untuk membanggakan diri dan hanya untuk mengumpulkan harta, maka pemuda tersebut sedang berada fi sabilis syaithan (jalan setan)," terang Rasulullah. Dengan demikian, bekerja bisa bernilai ibadah fi sabilillah ketika tujuannya adalah untuk kemandirian ekonomi pribadi dan keluarga. Dalam konteks lebih besar lagi untuk kemandirian kelompok, organisasi, bangsa, dan negara sehingga tidak bergantung pada pemberian dari orang atau pihak lain.

Sebaliknya, bekerja juga bisa bernilai maksiat ketika tujuan bekerja untuk menyombongkan diri atau bertujuan untuk takatsur (memperbanyak harta) supaya mendapatkan kesenangan duniawi. Wallahu a'lam.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id