Memudahkan Anda Menuju Baitullah

Hanya Sekali Berhaji: Kisah Haji Pertama dan Terakhir Rasulullah SAW

Kategori : Info Menarik, Haji, Features, Topik Hangat Seputar Umrah, Ditulis pada : 21 November 2025, 09:32:32

foto kakbaj.png

Al Fauzi News | Rasulullah SAW cuma sekali menunaikan ibadah haji setelah hijrah ke Madinah. Itulah yang dikenal sebagai Haji Wada’, haji perpisahan. Menurut para ulama sirah, ini memang satu-satunya haji beliau setelah diangkat jadi Nabi dan setelah hijrah. Peristiwa besar ini terjadi di tahun ke-10 Hijriah, saat dakwah Islam sudah sampai ke berbagai penjuru Jazirah Arab. Kementerian Agama RI maupun NU Online juga menegaskan, Haji Wada’ jadi momen penting di mana Rasulullah menunjukkan langsung cara haji yang benar, sekaligus menegaskan kesempurnaan ajaran Islam di depan ribuan umat yang berkumpul.

Menjelang Haji Wada’, Rasulullah SAW mengumumkan rencananya berhaji. Pengumuman ini langsung menyebar ke seluruh penjuru. Umat Islam dari berbagai suku dan daerah berbondong-bondong datang, ingin berhaji bersama Nabi, sekaligus belajar manasik langsung dari beliau. Banyak riwayat yang menyebut jumlah jamaah saat itu lebih dari seratus ribu orang. Ada yang bilang bahkan sampai 120.000 orang atau lebih. Jalanan menuju Makkah dipenuhi rombongan, semuanya mengikuti Rasulullah yang berangkat dari Madinah. Pemandangan ini benar-benar menunjukkan betapa kuatnya pengaruh dakwah Islam saat itu. Suku-suku yang dulu saling berseteru kini bersatu, melakukan satu ibadah, mengikuti satu imam, tunduk pada satu syariat.

Pada pelaksanaannya, Rasulullah SAW menjalankan semua rangkaian manasik haji dari awal sampai akhir jelas, urut, dan detail. Beliau mulai dengan ihram, bertalbiyah, lalu thawaf di Ka’bah. Setelah itu, beliau melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah, dan lanjut menuju puncak haji: wukuf di Arafah, tepat tanggal 9 Dzulhijjah. Di Arafah, Rasulullah berhenti di Namirah dan di sanalah beliau menyampaikan khutbah yang sangat terkenal, Khutbah Haji Wada’. Suasana saat itu begitu khidmat. Para sahabat menyimak dengan sungguh-sungguh, yang jauh mendengarkan dari perantara yang lebih dekat, sehingga isi khutbah menyebar ke seluruh jamaah.

Isi Khutbah Haji Wada’ benar-benar padat dan menyentuh banyak sisi kehidupan. Rasulullah SAW menegaskan darah, harta, dan kehormatan setiap muslim itu suci—tak boleh dilanggar, sama sucinya dengan hari, bulan, dan tempat suci tempat mereka berdiri. Beliau juga mengumumkan penghapusan riba, dimulai dari riba keluarga beliau sendiri, sebagai bukti Islam sangat serius menegakkan keadilan ekonomi. Selain itu, beliau mengingatkan soal hak-hak perempuan. Kaum laki-laki diperintahkan memperlakukan istri mereka dengan baik, karena istri adalah amanah dari Allah. Rasulullah juga menekankan, umat Islam harus berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah. Sepanjang umat berpegang pada dua pegangan itu, mereka tidak akan tersesat. Di momen Haji Wada’ inilah, turun ayat tentang kesempurnaan agama dalam Surah Al-Maidah ayat 3 tanda bahwa Islam sudah sempurna, dan nikmat Allah sudah diberikan secara penuh kepada kaum muslimin.

Haji ini disebut Haji “Wada’” artinya perpisahan karena para sahabat benar-benar merasakan, khutbah Rasulullah saat itu terdengar seperti pesan terakhir. Setelah Haji Wada’, Rasulullah tidak pernah berhaji lagi. Tak lama kemudian, beliau jatuh sakit dan wafat di Madinah. Jadi, Haji Wada’ tercatat sebagai satu-satunya haji Rasulullah setelah hijrah, sekaligus momen terakhir beliau membimbing umat secara langsung dalam satu pertemuan besar. Dari Haji Wada’ ini, umat Islam mewarisi cara manasik haji yang sempurna, pedoman menjaga keadilan dan kehormatan, serta pesan kuat untuk terus menjaga persatuan, menegakkan hak-hak manusia, menjauhi riba dan kezaliman, dan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah sampai akhir zaman.

Cari Blog

10 Blog Terbaru

10 Blog Terpopuler

Kategori Blog

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id