Memudahkan Anda Menuju Baitullah

Menjaga Konsistensi Ibadah Setelah Bulan Ramadhan

Kategori : Info Menarik, Ditulis pada : 05 April 2025, 17:17:27

zcxvzv-2960822136.jpg

Menjaga Konsistensi Ibadah Setelah Bulan Ramadhan

Sahabat Al-Fauzi Tour, dalam hidup ini kita dihadapkan pada banyak pilihan dan tantangan. Kita harus memilih antara yang baik dan yang buruk, antara yang benar dan yang salah. Dengan konsistensi, kita dapat membuat pilihan yang tepat dan mencapai tujuan kita. Terlebih setelah bulan Ramadhan, bulan dimana kita dididik untuk meraih predikat orang yang bertakwa, maka sudah sepatutnya didikan yang kita terima di bulan Ramadhan kita jaga dan lestarikan di bulan-bulan yang lain.

Meraih ketakwaan tidaklah bisa kecuali dengan konsisten terus menjalankannya. Sebab konsisten merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup termasuk dalam hal ibadah. Karena ibadah terbaik adalah ibadah yang disertai konsistensi dalam menjalaninya. Sebagaimana beliau nabi Muhammad saw pernah bersabda: 

  إِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللّٰهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ    

Artinya, “Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten sekalipun sedikit.” (Riwayat Imam Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut kita mengetahui, konsistensi dalam melakukan suatu amal merupakan pengantar untuk menjadikan amal tersebut menjadi yang terbaik. Karenanya penting bagi kita untuk melestarikan kebaikan kebaikan yang kita lakukan, terlebih setelah kita melalui sekian kebaikan di bulan yang lalu yakni bulan Ramadhan. Jangan sampai amal kebaikan tersebut juga berhenti ketika Ramadhan telah usai, karena amal yang tidak disertai dengan sikap konsisten tidak akan berarti apa apa.

Menjadi pribadi yang konsisten merupakan induk dari seluruh kesulitan, oleh karenanya tidak mengherankan apabila balasan yang sangat istimewa diberikan kepada seorang yang hamba yang konsisten dalam amal baik. 

  إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ    

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (konsisten), maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (Surat Fushshilat ayat 30).

Dalam ayat ini juga menegaskan bahwa dengan istiqamah, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui para malaikat-Nya. Karenanya, mari kita jaga konsistensi kita semua dalam ketaatan dan kebaikan, agar bisa mendapatkan semua keistimewaan tersebut.  

Pertama adalah dengan meluruskan niat. Sebagaimana Baginda Nabi saw bersabda: 

  إنَّمَا الأعمَالُ بالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِيءٍ مَا نَوَى  

Artinya, Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan." (Riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim).  

Kedua adalah berkumpul bersama orang orang saleh. Berteman atau berkumpul adalah proses penting yang bisa mempengaruhi keadaan seseorang. Jika lingkungannya benar maka seseorang akan mendapat manfaat yang banyak, di antaranya adalah ilmu, kebijaksanaan dan tentunya keistiqamahannya. Sebagaimana perumpamaan yang disabdakan Baginda Nabi saw: 

  عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ. فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً؛ وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً   

Artinya, “Dari Abu Musa, dari Nabi Muhammad, beliau bersabda: “Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, ada kalanya penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan pandai besi ada kalanya (percikan apinya) akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan aroma tidak sedap darinya.”” (Riwayat Imam Al-Bukhari).

Ketiga atau terakhir adalah dengan meminta pertolongan kepada Allah ta'ala. Dalam perjalanan hidup manusia, Allah lah yang memiliki hak untuk membolak-balikkan hati manusia.   Untuk itu, kita sebagai hamba-Nya harus senantiasa memohon kepada Allah Swt. agar selalu diberikan keteguhan hati demi mencapai istiqamah dalam beribadah. Salah satunya dengan selalu berdoa setelah tasyahud akhir di setiap shalat:

  أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ. يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ  

Artinya, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan kubur, siksa api neraka, fitnah kehidupan dan kematian, serta berlindung dari fitnah dajjal. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu."

 

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id