Ketika Abdullah bin Abbas Memberikan Nasihat Berharga di Masjidil Haram di Usia Senja
Ketika Abdullah bin Abbas Memberikan Nasihat Berharga di Masjidil Haram di Usia Senja
Sahabat Al-Fauzi Tour, Jakarta - Syaikh Wahab bin Munabbih RA pernah mengisahkan tentang Sayyidina Abdullah bin Abbas RA ketika usianya sudah lanjut dan penglihatannya sudah tidak lagi berfungsi.
Suatu ketika, aku menemani beliau ke Masjidil Haram. Sesampainya disana, kami mendengar suara orang-orang yang sedang bertengkar. Sayyidina Ibnu Abbas lalu meminta agar aku membawanya ke tempat mereka. Meski kondisinya sudah buta, beliau tetap ingin memastikan apa yang terjadi.
Setelah kami tiba di tempat orang-orang yang sedang bertengkar itu, Sayyidina Ibnu Abbas memberi salam kepada mereka. Dengan penuh hormat, mereka mempersilahkan beliau untuk duduk bersama mereka. Namun, yang mengejutkan, beliau menolak tawaran tersebut dan tetap berdiri. Beliau lalu menyampaikan sebuah nasihat yang sangat mendalam.
Beliau berkata, "Tahukah kalian, bahwa hamba-hamba Allah yang paling istimewa itu adalah mereka yang memilih diam karena rasa takut mereka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala? Bukan karena mereka tidak mampu berbicara, tetapi karena hati dan pikiran mereka begitu terserap oleh kebesaran Allah. Sehingga, meskipun fasih berbicara, mereka lebih memilih diam."
Sayyidina Ibnu Abbas menjelaskan lebih lanjut bahwa ketika seseorang benar-benar merasakan takut kepada Allah, ia tidak akan sibuk dengan urusan dunia yang tidak bermanfaat. Hatinya remuk, pikirannya tertunduk, dan lisannya pun memilih untuk tidak berkata-kata yang sia-sia. Mereka yang betul-betul takut kepada Allah, menurut beliau, akan selalu bergegas dalam melakukan kebaikan.
Beliau juga menegur orang-orang yang sedang bertengkar itu dengan berkata bahwa mereka telah menyimpang jauh dari jalan hamba-hamba Allah yang sejati. Hamba-hamba yang istimewa itu tidak sibuk dengan pertengkaran atau perdebatan, melainkan selalu terfokus pada Allah dan selalu siap melakukan kebaikan setiap saat.
Syaikh Wahab bin Munabbih, setelah kejadian tersebut, mengaku tidak pernah lagi melihat orang-orang berkumpul untuk bertengkar di Masjidil Haram. Kejadian itu meninggalkan bekas mendalam bagi semua orang yang hadir saat itu. Kata-kata penuh hikmah dari Sayyidina Abdullah bin Abbas telah berhasil menghentikan kebiasaan yang kurang baik di tempat suci tersebut.
Dalam kitab Fadhilah Amal, Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi juga menceritakan bahwa karena begitu besar rasa takut Sayyidina Ibnu Abbas kepada Allah, beliau sering menangis hingga aliran air mata meninggalkan bekas di wajahnya. Air mata itu menjadi saksi betapa dalam perasaan takut dan kekhusukannya kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa cara paling mudah untuk selalu termotivasi melakukan amal shalih adalah dengan senantiasa merenungkan kebesaran dan keagungan Allah. Ketika hati kita terisi oleh kesadaran akan kebesaran-Nya, maka semua kebaikan akan terasa ringan dan ikhlas untuk dilakukan.
Seperti yang ditulis oleh Maulana Zakariyya, "Apa sulitnya jika kita meluangkan sebagian kecil waktu kita dalam sehari untuk merenungkan kebesaran Allah?". Melalui renungan sederhana ini, hati kita bisa lebih mudah terdorong untuk melakukan kebaikan, menjauhi hal-hal yang sia-sia, dan hidup dengan penuh keikhlasan.***
Sumber Foto : Kanalero