Di Balik Kesulitan Pasti Ada Kemudahan
Di Balik Kesulitan Pasti Ada Kemudahan
Sahabat Al-Fauzi Tour, di dalam surah al-Insyirah ayat 5 dan 6 Allah SWT berfirman :
فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا ٥ إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرٗا ٦
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Q.S. Al-Insyirah : 5-6).
Ibnu Jarir r.a meriwayatkan dari al-Hasan r.a sebagaimana yang dikutip dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir bahwa Nabi SAW pernah keluar rumah pada suatu hari dalam keadaan senang dan gembira, seraya berkata : “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan (beliau mengucapkan sampai 3 kali), sesungguhnya bersama kesulitan itu terdapat kemudahan”
Dari ayat dan hadits di atas, dapatlah kita fahami bahwa sejatinya ketika kita mendapati kesulitan, justeru pada saat yang sama Allah SWT memberikan lebih banyak kemudahan. Dalam surah al-Insyirah itu, Allah SWT mengulangi sampai dua kali secara berturut-turut menunjukkan penguatan janji kepada hamba-hambaNya untuk tidak cepat berputus asa, menyerah dan pasrah apabila menghadapi berbagai kesulitan.
Justru kemudahan yang diberikan akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan kesulitan yang acapkali kita hadapi. Kesulitan yang dimaksud tentu semua aspek kehidupan kita, baik kesulitan ekonomi, kesulitan dalam menghadapi sebuah perkara termasuk kesulitan dalam beribadah, disebabkan kondisi alam, kondisi fisik dan sebagainya.
Terkait dengan asbab terakhir ini, kita bersama beberapa waktu yang lalu saat Allah SWT memberikan ujian berupa pandemic Covid-19, ada anjuran bahkan larangan untuk mengadakan kerumunan, dan sudah barang tentu hal ini berpengaruh pada pelaksanaan ibadah misalnya shalat yang memang utamanya dilaksanakan secara berjamaah.
Pada saat kita ingin menyempurnakan ibadah kita, pada saat yang sama kitapun dituntut berikhtiar lahir dan batin untuk menghindari pandemic tersebut. Nah pada saat kita mengalami kesulitan itulah, sesunguhnya justeru Allah memberikan berbagai rukhshoh atau keringanan dalam beribadah yang pahalanya tidak mengurangi sedikitpun bila dilaksanakan dalam kondisi normal.
Di luar kasus ini, dalam kehidupan sehari-hari kita kadang dihadapkan pada sesuatu yang dilematis. Contoh kecil, misalnya kita melakukan safar atau perjalanan lewat darat dari Ketapang menuju Pontianak.
Tentulah tidak bisa dilaksanakan ibadahnya seperti dalam keadaan normal, dan dengan kasih-sayang yang diberikan Allah, kita diberi kemudahan dengan cara shalat dijama’-qashar. Saat dalam kondisi fisik yang tidak mampu berdiri, kita diperbolehkan shalat sambil duduk, berbaring, telentang bahkan bisa hanya dengan isyarat, tentu untuk keadaan yang sangat akut. Demikian pula ibadah puasa, dan ibadah-ibadah yang lainnya.
Sahabat Al-Fauzi,
Inilah Islam, agama yang penuh kasih sayang kepada pemeluknya. Tidak ada alasan bagi kita untuk bermalas-malasan beribadah, hanya lantaran kesulitan yang sebenarnya mudah untuk diatasi. Demikian pula kesulitan-kesulitan yang lain, ekonomi misalnya. Jangan mudah berputus asa. Sebab rezeki itu pasti akan Allah limpahkan kepada kita, pada saat yang tepat dan sesuai dengan kadar kebutuhan kita. Jangan merasa iri dengan rezeki orang lain, karena bukankah kita tidak tahu bagaimana dia mendapatkannya.
Mudah-mudahan kita dijauhkan dari kesulitan-kesulitan, mudah-mudahan kita menjadi jiwa-jiwa yang sabar dalam menghadapi semua ujian dan cobaan, mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang selalu optimis bahwa semua masalah pasti ada solusinya, semua kesulitan pasti disertai dengan berbagai kemudahan. Aamin ya Rabbal Alamin...!