Memudahkan Anda Menuju Baitullah

Doa Mustajab Rasulullah yang Belum Terkabulkan

Kategori : Info Menarik, Ditulis pada : 09 September 2024, 22:00:15

Doa Mustajab Rasulullah yang Belum Terkabulkan

153e275b7a0887ddf210633a8afc2b8f.jpg

Setiap nabi yang diutus pasti memiliki doa mustajab. Tak terkecuali Nabi Muhammad SAW. Bedanya, doa nabi-nabi sebelumnya telah terkabulkan semasa di dunia, sedangkan doa mustajab Rasulullah belum terkabulkan.   Beliau memilih agar doanya terkabul di akhirat kelak, yaitu untuk memberi syafaat kepada umatnya. Hal ini karena besarnya kecintaan beliau kepada mereka. Demikian seperti yang terungkap dalam sebuah hadits: 

Artinya: "Setiap nabi memiliki doa mustajab. Hanya saja, setiap nabi sudah menyegerakannya di dunia, sedangkan aku menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari Kiamat. Syafaat itu akan didapatkannya, insya Allah, oleh siapa saja dari umatku yang meninggal tanpa menyekutukan Allah dengan apa pun." (HR. Muslim).

Bahkan, melalui syafaatnya, mereka yang sudah berada di neraka pun bisa terselamatkan asalkan masih ada keimanan dalam hatinya, walaupun sebesar biji gandum. (Lihat: Imam an-Nawawi, Syarahun Nawawi ‘ala Muslim, [Beirut: Daru Ihyait-Turats], 1972 H, Jilid 3, hal. 75).  

Di padang Mahsyar kelak, awalnya seluruh manusia akan menemui Nabi Adam a.s. demi memohon syafaat, karena mereka menganggap Nabi Adam sebagai nabi pertama yang diciptakan langsung oleh Allah.   Namun, Nabi Adam tidak mampu memenuhi permintaan mereka karena pernah berbuat dosa dengan mendekati pohon terlarang di surga, sehingga beliau dan istrinya terusir. Nabi Adam menyarankan mereka untuk menemui Nabi Nuh.

Umat manusia pun bergegas menemui Nabi Nuh a.s. Mereka mengajukan permohonan yang sama, tetapi Nabi Nuh juga tidak sanggup karena pernah mendoakan umatnya untuk ditenggelamkan dalam air bah. Nabi Nuh menyarankan mereka menemui Nabi Ibrahim.  

Mereka kemudian menemui Nabi Ibrahim dan memohon syafaat darinya. Namun, Nabi Ibrahim tidak bisa memenuhi permintaan mereka karena mengaku pernah berbohong tiga kali yang dianggap sebagai dosa besar.  

Selanjutnya, umat manusia bertolak menemui Nabi Musa dan Nabi Isa, tetapi hasilnya sama. Keduanya tidak mampu memberikan syafaat. Akhirnya, mereka menemui Nabi Muhammad, dan syafaat itu benar-benar terwujud sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:  

اذْهَبُوا إِلَى مُحَمَّدٍ، فَيَأْتُونَ مُحَمَّدًا فَيَقُولُونَ: يَا مُحَمَّدُ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ وَخَاتِمُ الأَنْبِيَاءِ، وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ، فَأَنْطَلِقُ فَآتِي تَحْتَ العَرْشِ، فَأَقَعُ سَاجِدًا لِرَبِّي عَزَّ وَجَلَّ، ثُمَّ يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ مَحَامِدِهِ وَحُسْنِ الثَّنَاءِ عَلَيْهِ شَيْئًا، لَمْ يَفْتَحْهُ عَلَى أَحَدٍ قَبْلِي، ثُمَّ يُقَالُ: يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ سَلْ تُعْطَهْ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَرْفَعُ رَأْسِي، فَأَقُولُ: أُمَّتِي يَا رَبِّ، أُمَّتِي يَا رَبِّ، أُمَّتِي يَا رَبِّ، فَيُقَالُ: يَا مُحَمَّدُ أَدْخِلْ مِنْ أُمَّتِكَ مَنْ لاَ حِسَابَ عَلَيْهِمْ مِنَ البَابِ الأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابِ الجَنَّةِ، وَهُمْ شُرَكَاءُ النَّاسِ فِيمَا سِوَى ذَلِكَ مِنَ الأَبْوَابِ، ثُمَّ قَالَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنَّ مَا بَيْنَ المِصْرَاعَيْنِ مِنْ مَصَارِيعِ الجَنَّةِ، كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَحِمْيَرَ - أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَبُصْرَى  

Artinya: "Temuilah Muhammad." Kali ini, mereka menemui Muhammad dan berkata, "Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampuni dosamu yang akan datang dan yang telah lalu. Mohonlah pertolongan kepada Tuhan untuk kami. Tidakkah engkau melihat apa yang tengah menimpa kami?" Nabi saw. bersabda, "Aku pun pergi menuju bawah ‘Arasy.

Di sana aku bersujud pada Tuhanku. Allah membukakan kebaikan-kebaikan-Nya kepadaku yang belum pernah diberikan kepada siapa pun sebelumku. Lalu terdengar panggilan, 'Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Mintalah engkau, niscaya akan diberi. Mintalah syafaat, niscaya akan dipenuhi.' Aku mengangkat kepala dan berkata, 'Umatku, ya Tuhan. Umatku, ya Tuhan. Umatku, ya Tuhan.' Lalu terdengar, 'Wahai Muhammad, masukkan umatmu dari golongan yang tidak dihisab ke surga melalui pintu sebelah kanan.

Selebihnya masuk melalui pintu yang lain.' Demi Zat yang jiwaku dalam kuasa-Nya, jarak antara dua pintu surga seperti jarak antara Mekah dan Himyar atau Mekah dan Bashrah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).   Melalui hadits ini, Nabi saw. menjelaskan bahwa pada hari Kiamat, ia akan menjadi penghulu dan pemimpin keturunan Adam.

Allah akan memperlihatkan karunia dan mengabulkan doanya yang telah disimpan sejak di dunia. Pada hari itu, Allah akan menghimpun seluruh umat manusia, dari generasi pertama hingga yang terakhir, tanpa terkecuali. Firman Allah:   "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai hamba. Sesungguhnya Allah telah menghitung dan menentukan jumlah mereka dengan tepat. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat sendirian." (Q.S. Maryam [19]: 93-95).  

Walaupun jumlah manusia begitu banyak pada hari itu, semuanya akan terlihat oleh pandangan Allah dan terdengar oleh pendengaran-Nya. Tidak ada yang luput dari-Nya.   Seperti itulah situasi genting yang akan dihadapi umat manusia di hadapan Tuhan. Mereka akan dikumpulkan untuk dihisab dan mempertanggungjawabkan apa pun yang telah diperbuat. Kondisi ini diperparah dengan didekatkannya matahari sehingga mereka menghadapi kesengsaraan yang amat berat.  

Dalam hadits lain, Rasulullah menggambarkan lebih jelas bagaimana kesengsaraan yang akan menimpa umat manusia pada hari itu. "Pada hari Kiamat, matahari akan didekatkan hingga jaraknya sekitar satu mil. Manusia akan tenggelam dalam keringat mereka, tergantung kadar amalnya.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id